Header Ads

Breaking News
recent

Ingin Produk Diterima Dengan Baik? Lakukanlah 6 Hal Ini!

Anda sudah memiliki bisnis tapi tidak tahu bagaimana cara memasarkan produk? Produk Anda sudah beredar di masyarakat namun penjualannya tidak kunjung meningkat? Atau Anda sedang menghadapi pesaing baru yang muncul dengan kekuatannya yang tidak bisa dibendung?

Tiga pertanyaan di atas memiliki inti yang sama. Semuanya akan berujung pada pembahasan bagaimana agar produk yang diciptakan bisa diterima oleh masyarakat. Berikut ini merupakan tips dari bisnishack.com agar produk dapat diterima dengan baik.


1. Pakai produk Anda sendiri

Sebagai seorang konusmen, apakah Anda akan membeli mobil BMW di mana pemiliknya mengendarai mobil Honda? Akankah Anda membeli sepatu Adidas di mana CEO nya menggunakan sepatu Nike? Akankah Anda membeli pergi ke restoran di mana kokinya tidak memakan masakannya sendiri? Tentu tidak bukan? Memang bukan suatu masalah yang besar, namun hal ini pasti menjadi faktor pertimbangan bagi konsumen. 


Menggunakan produk sendiri adalah kunci pertama dari diterimanya produk di masyarakat. Ada nilai kepercayaan di dalamnya ketika si pemilik menggunakan produknya sendiri. Jika di pembuat produk tidak percaya akan kualitas barang buatannya, mengapa konsumen lain harus percaya? Dalam dunia bisnis, hal ini dikenal dengan istilah ‘eating your own dog foot’. 


2. Periksa dengan baik dugaan Anda

Melakukan penelitian dan pengembangan terhadap produk sendiri adalah hal yang mutlak dilakukan. Hal itu bisa dimulai pada waktu sebelum dan setelah berjualan. Sebelum produk dijual, harus dilakukan penelitian apakah produk tersebut layak dijual atau tidak. Jika produk dikatakan sudah layak, maka saatnya untuk menjual. 

Namun tunggu dulu, penjualan bukan merupakan proses akhir. Penjualan dapat diposisikan juga sebagai proses awal. Banyak pengamatan yang harus dilakukan ketika barang mulai meninggalkan gudang perusahaan. Bagaimana respon pasar, bagaimana harga yang ditetapkan, bagaimana kelanjutan pembeliannya, itu semua adalah proses yang perlu terus-menerus untuk diamati. 

Jangan pernah berhenti pada satu kesimpulan bahwa dugaan Anda adalah dugaan yang paling tepat dan paling benar. Ketika duduk di bangku SMP, kita sudah diajarkan bahwa dugaan merupakan salah satu tahap yang ada dalam pengamatan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap dugaan tersebut. Jika hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, berarti dugaan tersebut memang tepat. Tapi jika belum, maka perlu dilakukan pengujian kembali dengan meneliti bagian mana yang salah. Terus lakukan pengembangan agar produk Anda mudah diterima di masyarakat.


3. Sajikan produk yang layak untuk dipasarkan

Berbicara tentang penyajian produk berarti berbicara tentang banyak hal. Penyajian merupakan proses yang panjang, dari hulu ke hilir. Mengawali dari proses produksi, bahan baku yang digunakan tentu harus merupakan bahan baku yang baik. Tidak harus mahal, tidak harus yang memiliki kualitas sangat tinggi. Yang penting mutunya terjamin dan bukan merupakan bahan baku yang asal ambil saja. 

Setelah bahan baku siap, proses produksi dilanjutkan ke tahap peracikan dan pembuatannya. Tentunya proses di sini juga harus bisa dipercaya meskipun tidak terlihat secara langsung oleh konsumen. Proses ini tergantung pada jenis masing-masing produk.

Bagi Anda yang memiliki bisnis di bidang makanan, maka proses pembuatan makanan harus benar-benar bisa dipercaya. Dalam hal ini, terutama dari segi kebersihan. Bagi Anda yang memiliki bisnis di bidang kerajinan tangan, maka proses pembuatannya harus benar-benar diamati dari segi kualitasnya. Jangan sampai ada barang yang baru beberapa hari dipakai kemudian sudah rusak. Itu hanyalah sedikit contoh yang bisa diambil.


Proses penyajian selanjutnya yaitu pengemasan. Pernahkah Anda membeli produk hanya karena kemasannya yang lucu? Pernahkah Anda tidak jadi membeli produk hanya karena kemasannya yang kurang menarik? Pasti pernah. Kemasan memiliki peran yang penting. Jika seorang konsumen hendak membeli barang, hal pertama yang dilihat adalah kemasannya, bukan kualitasnya. Dia tentu saja langsung memberikan penilaian dari kemasan. Baru setelah itu, kualitasnya yang akan dinilai. Dalam suatu etalase, kualitas menjadi nomor dua karena kalah dengan kemasan.


4. Ide awal tidak selalu yang terbaik

Biasanya, hal yang sering terjadi di kalangan pebisnis adalah tidak percaya diri dengan idenya sendiri. Atau justru sebaliknya, terlalu percaya diri hingga tidak bisa menerima masukan dari orang lain. Kedua sifat ini sama-sama tidak baiknya. Tidak percaya diri menyebabkan ide tersebut tidak terlaksanan. Sedangkan terlalu percaya diri menyebabkan si pemilik ide tidak bisa menerima saran yang bisa menjadi perbaikan. 
Menanggapi hal ini sebaiknya jangan terlalu ambisisus. Apalagi jika bisnis didirikan bersama dengan rekan. Pendapat dua orang atau lebih harus bisa terakomodasi. Berbicara tentang suatu produk agar bisa diterima konsumen adalah berbicara mengenai pendapat orang banyak.

Jika Anda berlum bisa berkompromi dengan diri sendiri untuk bisa menerima pendapat orang lain, maka sebaiknya perlu belajar terlebih dahulu. Lakukan survei terhadap konsumen dengan menanyai melalui angket atau survei mulut ke mulut. Dengan demikian, Anda bisa mendengar pendapat banyak orang mengenai kualitas produk. Jika ternyata jawaban mereka tidak sesuai dengan ide pertama Anda, maka sudah sepatutnya untuk merubaha ide tersebut demi kelangsungan usaha.


5. Selalu menjaga pikiran tetap netral dan terbuka

Poin ini ada hubungannya dengan poin yang sebelumnya. Setelah Anda mampu mengalahkan ego untuk bisa mendengarkan pendapat orang lain, sikap tersebut akan mendorong pada terbukanya pikiran. Ada satu kutipan menarik mengenai keterbukaan, “Otak manusia bekerja seperti parasut. Dia akan berfungsi dengan baik jika terbuka”. Kalimat tersebut sangat jelas menggambarkan bahwa otak yang tertutup dan berpikiran sempit tidak bisa bekerja dengan maksimal. Hal ini dianalogikan dengan parasut. Parasut tidak akan berfungsi ketika tidak dibuka.

Bayangkan jika ada pelanggan yang berkomentar mengenai produk Anda. Misalkan produk tersebut memang mutunya kurang baik dan kurang terjamin. Lalu si pelanggan marah-marah? Akankah Anda sebagai pemilik bisnis akan memarahainya juga? Tentu tidak bukan? Seorang yang berpikiran sempit memiliki kemungkinan yang kecil untuk mampu mendengarkan keluhan konsumen. 


6. Buatlah rancangan bisnis yang jelas

Hal-hal di atas tidak akan terwujud tanpa rencana yang jelas. Jika produk Anda sudah berhasil diterima di masyarakat, itu bukanlah akhir dari kerja keras. Buatlah rencana yang jelas untuk ke depannya, misalnya strategi untuk menjaga loyalitas konsumen dan lain-lain.

Pisahkan rencana menjadi tiga bagian waktu. Jangka pendek, jangka menenga, dan jangka panjang. Produk Anda tidak akan selamanya bisa diterima konsumen. Pikirkan juga mengenai adanya kemungkinan munculnya pesaing-pesaing baru. 
Diberdayakan oleh Blogger.