Header Ads

Breaking News
recent

Lee Bhyung Chull Pria di Balik Perusahaan Raksasa Samsung

Bukan hal sulit saat ini untuk menemukan kepemilikan telpon genggam dikalangan masyarakat kita. Telpon yang dulu hanya dimiliki oleh kalangan masyarakat tertentu kini sudah menjangkau seluruh kalangan masyarakat dari kalangan manapun. Tidak lazim lagi, benda yang mampu menghubungkan seseorang yang berada di tempat yang berbeda ini kemudian semakin menjadi kebutuhan dan permintaannya pun semakin tinggi sehingga tidak mengherankan jika bisnis di bidang elektronik telekomunikasi sangat menjanjikan.

Di era teknologi saat ini hampir semua masyarakat mengenal poduk samsung. Perusahaan yang bergerak dibidang teknologi komunikasi ini telah melakukan pemasaran produknya keberbagai belahan dunia bahkan kini telah mencapai penjualan yang memiliki nilai jutaan dollar. Le Bhyung Chull adalah sosok di balik berdirinya perusahaan ini. Tidak ada yang menyangka bahwa ia akan memiliki perusahaan besar seperti Samsung Grup, bahkan ia sendiri tidak pernah bermimpi untuk merintis perusahaan yang akan mengurusi alat elektronik seperti telpon genggam.


Profile

Pria kelahiran 12 Februari 1910 ini merupakan putra dari keluarga kaya . Ia sempat melanjutkan pendidikan di Universitas Wesda Tokyo meskipun pada akhirnya Ia tidak menyelesaikan pendidikannya. Dengan bermodalkan harta kekayaan yang dimiliki keluarganya maka ia membuka usaha pertamanya yang berupa tempat pengilingan padi. 


Perjalanan bisnis Lee Bhyung Chull

Sepertinya Lee Bhyung Chull memang seorang yang memilki jiwa bisnis, tahun 1938 ia mendirikan perusahan Eskpor di Korea yang menjual ikan, sayuran, dan buah-buahan ke Cina. Karena mengalami perkembangan yang pesat, maka kantor pusatnya pindah ke Seoul pada tahun 1947. Namun ia tidak begitu beruntung, perang dua negara pun pecah di  Korea,  yang membuatnya dengan terpaksa harus meninggalkan Seoul dan kembali memulai usaha pabrik gula di Busan yang diberi nama Cheil Jedang. 

Perusahaannya kemudian menjadi pabrik gula Korea Selatan pertama. Perang berakhir pada tahun 1954, Lee mendirikan Cheil Mojik dan membangun pabrik wol di Chimsan-dong, Daegu. Perusahaannya yang berikutnya pun menjadi perusahaan wol pertama dan terbesar di negeri gingseng. Sejak tahun 1958 Samsung mulai ekspansi ke industri lain, mulai dari media, keuangan, bahan kimia dan pembuatan kapal sepanjang tahun 1970-an. 

Perlahan Samsung Group mulai masuk kedalam industri elektronik. Melihat perkembangan perusahaannya dibidang elektronik maka Lee membagi perusahaannya kedalam devisi-devisi khusus yang menangani urusan elektronik seperti Samsung Electro-Mekanika Co, Samsung Corning Co, Samsung Semiconductor & Telecommunications Co, dan Samsung Electronics Co Devices, yang memiliki fasilitas di Suwon.


Samsung Grup merambah dunia telekomunikasi



Setelah berproses di bidang industri maka pada akhirnya Samsung Grup berhasil memperkenalkan produk pertamanya yang pada saat itu berupa televisi hitam-putih. Pada 1980, perusahaan ini kemudian diakuisisi Hanguk tongsin jeonja di Gumi, dan mulai mencoba peruntungannya dalam dunia pemembuatan perangkat telekomunikasi. Produk pertamanya yang mengarah pada pengembangan perangkat komunikasi adalah switchboards.

Berawal dari terciptanya produk switchboards yang berhasil memberikan motivasi tersendiri bagi Samsung Grup untuk memulai produksinya dibidang telekomunikasi dengan lebih terperinci seperti membuat telepon dan faks. Dengan kondisi teknologi pada saat itu, keberhasilan Samsung menciptakan telpon dan fask mendapat sambutan yang baik untuk pasar dalam negerinya, tidak disangka pula mendapat sambutan di pasar Asia pada umumnya. Sehingga telpon dan faks ciptaan sebelumnya, berhasil dikembangkan oleh para pekerja di devisi komunikasi telpon genggam masa depan, yang lebih akrab disebut Samsung’s mobile phone manufacturing. 

Dengan berhasil mendapatkan kepercayaan pasar elektronik khususnya dibidang komunikasi maka pabrik Samsung mampu terus menerus melaksanakan produksi telpon genggam dengan berbagai tawaran kecanggihan yang berbebeda. Kini pabrik milik Lee Bhyung Chull telah menghasilkan lebih dari 0,8 miliar ponsel yang tersebar dipenjuru dunia. 

Di tangan dingin seorang Lee Bhyung Chull perusahaan ini berkembang dengan sangat pesat dan mampu memasuki pasaran Amerika dan Eropa yang saat itu juga sedang mengalami perkembangan dan persaingan yang sangat besar untuk mengembangan elektronik khususnya untuk industri telpon genggam yang menjadi kebutuhan tersendiri.

Memasuki tahun 1978, kedua divisi Samsung, Samsung Semiconductor dan Samsung Electronics menjadi bagian yang terpisah. Samsung Aerospace Industries yang kini berganti nama menjadi Samsung Techwin di perkenalkan ke mata dunia pada Februari 1987.Karena hal ini Samsung berhasil mengembangkan teknologi luar angkasa dengan kecepatan yang saat itu tidak ada  bandingannya di dunia teknologi. Pengembangan teknologi ini menjadi prestasi yang luar biasa dalam pencapaian samsung dan perjalanannya sebagai salah satu pelopor teknologi telekomunikasi. 

Samsung akhirnya tertarik memasuki bisnis pengembangan sistem, dengan didirikannya Samsung Data Systems pada tahun 1985 yang kini dikenal sebagai Samsung SDS yang berfungsi menjadi pemimpin untuk Teknologi Informasi, termasuk layanan integrasi sistem, manajemen sistem, konsultasi, dan jaringan. 

Melihat respon pasar terhadap produknya, Samsung semakin mengalami peningkatan dalam bidang teknologi. Yakni dengan mendirikan dua institut penelitian dan pengembangan perusahaan (R&D) yang membantu mengembangkan jangkauannya lebih jauh ke dalam elektronika, semikonduktor, chemical high polymer, genetic engineering, telekomunikasi optik, aerospace, dan bidang teknologi baru dari nanoteknologi untuk mengembangkan arsitektur jaringan yang lebih bagus lagi. Menghadapi kenyataan bahwa persaingan teknologi tidak ada hentinya membuat Lee terus mendorong perusahaannya menghasilkan terobosan baru, salah satunya seperti samsung galaxy, dll. 


Namun perjalan Lee akhirnya berakhir pada  19 November 1987, dunia berkabung dengan kepergiannya. Sosok pengusaha hebat dari Korea Selatan ini meninggal dunia setelah hampir lima puluh tahun memimpin perusahaan. Kemudian anak laki-lakinya, Kun-Hee Lee menggantikan posisinya sebagai CEO yang baru. Ditangan Kuh-Hee diberikan amanat besar untuk membawa perusahaan ini sebagai salah satu dari lima perusahaan terbaik dunia dibidang telekomunikasi dan kini sepertinya Lee Bhyung Chull dapat beristirahat dengan tenang sebab perusahaan yang dirintisnya telah mencapai tujuan yang ia inginkan.

Diberdayakan oleh Blogger.