Header Ads

Breaking News
recent

Kisah Perjalanan Bisnis Sandiaga Salahudin Uno

Anda mungkin akan familiar mendengar nama Sandiaga Salahudin Uno atau yang juga dikenal sebagai Sandi Uno apabila Anda adalah seorang entrepreneur yang rajin mengikuti berbagai seminar di berbagai kota di Indonesia. Sandi Uno ini adalah seorang pendiri PT Saratoga Investama Sedaya. Ia juga sering diundang pada acara seminar-seminar yang berbau kewirausahaan. Meskipun Sandi memang sempat sukses sebelum mendirikan perusahaannya ini, ia juga sempat menjadi pengangguran karena perusahaan tempat ia bekerja mengalami kebangkrutan. Ia termasuk salah satu pebisnis yang merintis usahanya dari nol. Pada tahun 2009, majalah Forbes memberikan posisi ke-29 dalam urutan orang terkaya di Indonesia. Dua tahun kemudian, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia dengan Sandiaga Uno ini berada di posisi ke-37 dengan total kekayaan mencapai 660 juta US Dollar.

Pria berusaha 45 tahun ini lahir di Rumbai, Pekanbaru, pada tanggal 28 Juni 1969. Ia dulu berkuliah di Wichita State University, Amerika Serikat, di jurusan Administrasi Bisnis dengan predikat summa cum laude. Pada tahun 1990, ia bekerja sebagai karyawan Bank Summa sebelum akhirnya mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di George Washington University. Pria yang akrab dipanggil Sandy ini mendapatkan gelar master dalam Administrasi Bisnis dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yaitu 4,00, pada tahun 1992.

Image Credit

Satu tahun kemudian, Sandi menjabat sebagai manajer investasi di SeaPower Asia Investment Limited di Singapura dan di MP Holding Limited Group mulai tahun 1994 secara bersamaan. Kemudian ia pindah ke NTI Resources LTD di Kanada pada tahun 1995 dan mendapatkan posisi sebagai Executive Vice President dengan penghasilan mencapai 8,000 dollar AS per bulan. Namun, krisis moneter yang terjadi sejak akhir tahun 1997 membuat perusahaan tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan dan ia pun tidak dapat meneruskan pekerjaannya. Meskipun harus kembali ke Indonesia sebagai seorang pengangguran, ia mendapat cara pandang baru dan kemudian memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha.

Bersama dengan teman semasa SMA-nya dulu, Rosan Perkasa Roeslani, Sandi mendirikan sebuah perusahaan penasihat keuangan pada tahun 1997 yang mereka namakan PT Recapital Advisors. Almarhum William Soeryadjaya, seorang pengusaha Indonesia yang mendirikan PT Astra Internasional dan meninggal pada tahun 2010 lalu, sempat menjadi mentor bisnis Sandi. Pada tahun 1998, Sandi dan Edwin Soeryadjaya, anak dari Alm. William, mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya yang bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.

Perusahaan dengan mekanisme kerja menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah keuangan ini sukses dengan modal network yang baik dengan perusahaan dan lembaga keuangan dalam dan luar negeri. Perusahaan ini membenahi dan mengembangkan perusahaan yang mengalami masa krisis itu untuk kemudian dijual (asetnya) dengan nilai yang lebih tinggi. Dalam waktu kurang lebih sebelas tahun, PT Saratoga Investama Sedaya telah mengambil alih sebanyak dua belas perusahan yang diantaranya telah dijual kembali. Perusahaan yang dijual kembali itu antara lain PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT Astra Microtronics.

Menurut Sandi, entrepreneurship adalah sebuah pola pikir. Kewirausahaan seperti menjadi sebuah ide yang menyebar luas, khususnya di kalangan anak muda. “Saya melihat bahwa anak muda memiliki sikap dinamis dan penuh gairah atau semangat. Dinamisme dan semangat itu pada gilirannya akan membuat masa depan dunia wirausaha di kalangan pemuda menjadi lebih cerah. Kombinasi antara kerja keras (working hard), kerja cerdas (working smart), dan bermain sungguh-sungguh (playing hard) akan semakin bergeser dari tren musiman menjadi gaya hidup. Jika keadaan seperti ini terus berlangsung dan ditingkatkan, dapat dipastikan bahwa prospek bisnis dan perekonomian Indonesia juga akan menjadi semakin cerah”, kata Sandi.

Sejak tahun 2004, Sandi menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2005-2008. Yang terakhir, ia terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI)—setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua PRSI—menggantikan ketua sebelumnya, Hilmi Panigoro, pada Musyawarah Nasonal (Munas) yang dilakukan di Hotel Seruni Bogor, Jawa Barat, tanggal 5 sampai 7 April 2013.

Seperti yang sudah diucapkan di awal, Sandi terpilih sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2007, ia mendapatkan posisi ke-122 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta US Dollar. Setahun berikutnya, peringkatnya naik dan menduduki posisi ke-63 dengan total aset perusahaan sebanyak 245 juta US Dollar. Tahun 2009, Sandi masuk sebagai pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya versi Majalah Forbes. Menurut majalah tersebut, Sandi memiliki total aset kekayaan mencapai 400 juta US Dollar sehingga ia diberikan peringkat ke-29.

Saat ini, Sandi juga menjabat sebagai direksi di beberapa perusahaan seperti PT Adaro Indonesia, PT Indonesia Bulk Terminal, PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia, Interra Resources Limited, dan PT iFORTE SOLUSI INFOTEK. Pada bulan Mei 2011, Sandi memutuskan untuk membeli sebanyak 51% saham di Mandala Airlines.

Yang patut kita perhatikan dari Sandi adalah keberanian dan optimismenya dalam memandang masa depan. Selain itu, Sandi juga mempertahankan hubungan baik dengan relasi-relasinya—meskipun network dengan relasi hanya menyumbang sepertiga dari kesuksesan kita. “Untuk sukses, kita harus bekerja keras dan menjaga kepercayaan. Apabila kita terus berupaya dan berani mencoba untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan (trial and error), dengan sendirinya kita akan diantarkan menuju puncak kesuksesan. Kita hidup juga harus memiliki target. Tanpa target, pencapaian yang ingin diraih akan sulit terwujud,” jelas milyarder muda ini.

Menurut Sandi, salah satu sttrategi penting dalam meraih keberhasilan adalah mencari tahu dan mempelajari apa yang telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu yang telah berhasil meraih kesuksesan. Kuncinya adalah belajar dari pengalaman mereka  hingga akhirnya kita mampu mencapai kesuksesan kita sendiri. Untuk meraih kesuksesan tersebut, setiap orang harus memiliki kompetensi, kapasitas, dan kapasitas yang cukup. Tiga faktor itu bisa didapatkan hanya oleh orang-orang dengan karakter dan komitmen yang kuat, integritas yang tinggi, disertai sikap tekun, bekerja keras, serta disiplin. Ia juga menggarisbawahi pentingnya inovasi yang tiada henti.

Menurutnya, setiap orang juga harus selalu tanggap terhadap perubahan dan terus menerus berusaha menuju perubahan yang lebih baik. Akan lebih baik lagi apabila seseorang itu berusaha untuk menjadi seorang role model yang dapat dijadikan contoh dan inspirasi bagi orang dan lingkungan sekitarnya.
Diberdayakan oleh Blogger.