Header Ads

Breaking News
recent

9 Tips Menjadi Pemimpin Yang Sukses

Suatu tim membutuhkan pemimpin yang kompeten, terutama dalam berbisnis. Pemimpin adalah ujung tombak perusahaan. Segala tindakan bisnis seperti menentukan klien, mengambil keputusan investasi, membeli stok produk dan sebagainya ditentukan oleh pemimpin. Maka berhati-hatilah jika Anda menduduki jabatan tersebut. Merasa tidak pantas menjadi pemimpin? Ingat kata-kata guru kepemimpinan modern, Warren Bennis, “Pemimpin itu dibentuk, bukan dilahirkan.”

Menurut Bennis, tak ada faktor genetik tertentu untuk menjadi pemimpin. Semua orang terlahir dengan kemampuan yang sama. Kepemimpinan terbentuk berkat pembelajaran. Oleh karena itu, tak perlu kecewa jika kinerja Anda sebagai pemimpin belum memadai. Ada berbagai kiat yang bisa diikuti supaya kemampuan Anda meningkat. Berikut ini adalah 9 tips menjadi pemimpin yang sukses.


1. Bangun kredibilitas sebagai pemimpin


 
Supaya pekerjaan berjalan lancar, pemimpin harus mendapat kepercayaan dari timnya. Bagaimana caranya? Tumbuhkan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin. Misalnya saja kemampuan berbicara di depan orang banyak, kemampuan menyemangati anak buah, kemampuan menentukan strategi bisnis, dan sebagainya. Semua hal itu bisa dipelajari melalui pengalaman. Sebelum menjadi seorang pemimpin, terlebih dahulu Anda akan menjadi orang yang dipimpin. Manfaatkan kesempatan tersebut secara maksimal. Pelajari secara langsung bagaimana orang lain memimpin timnya. Jika belum cukup, Anda bisa belajar dari buku-buku kepemimpinan.


2. Kenali tim sedekat mungkin


Ciptakan suasana yang nyaman untuk bekerja sama dalam perusahaan. Upayakan melakukan pendekatan secara personal. Kenali tim Anda dengan baik. Pahami masalah yang mereka alami, kenali potensi mereka, dan terima saran yang masuk akal. Usahakan tak ada jarak yang terlalu lebar di antara atasan dan karyawan. Hal itu bisa dilakukan dengan mencontoh cara Dahlan Iskan. Saat menjadi Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan mengganti upacara bulanan dengan diskusi antara atasan dan karyawan. Dengan demikian, ia mengetahui keluhan dan masukan dari timnya. Akan tercipta hubungan yang lebih dekat dalam perusahaan.


3. Percayai tim Anda


Jika ingin dipercayai orang lain, terlebih dahulu Anda harus mempercayai orang lain. Ingat selalu bahwa Anda tak bekerja sendiri. Dibutuhkan kerja sama tim untuk menyelesaikan pekerjaan. Sehebat apa pun seorang pemimpin, tanpa dukungan dari anak buahnya, ia tak akan memperoleh kesuksesan. Beri karyawan kepercayaan sepenuhnya. Jika kemampuan mereka belum cukup untuk melakukan suatu pekerjaan, bimbing perlahan-lahan. Jika mereka melakukan kesalahan, tegur saja, kemudian berikan kesempatan kedua. Hindari terlalu ketat mengawasi karyawan. Buat mereka bekerja dengan nyaman, tetapi tetap bertanggung jawab.


4. Memberi contoh


“Anda tidak memimpin dengan cara menunjukkan dan memberitahu orang-orang untuk pergi ke suatu tempat. Anda memimpin dengan cara pergi ke tempat itu dan menjadi contoh,” kata Ken Kesey, penulis yang telah menginspirasi banyak orang melalui novelnya, One Flew Over the Cuckoo's Nest.

Pemimpin yang sukses tidak seenaknya memerintah anak buah. Ia justru lebih banyak diam dan menyampaikan maksudnya melalui tindakan. Jika ingin karyawan berbuat sesuatu, sebaiknya Anda memberikan contoh. Misalnya saja Anda ingin menghapus budaya jam karet di perusahaan. Coba datang ke kantor tepat waktu setiap hari. Lama-kelamaan karyawan akan malu karena telat terus, lalu mengikuti jejak Anda.


5. Batasi antara urusan pribadi dengan urusan kerja


Sebaiknya berhati-hati dalam memperlakukan karyawan. Jika bersikap terlalu keras, mereka akan tertekan. Jika bersikap terlalu lembut, mereka akan melunjak. Tak ada salahnya menempatkan diri di antara karyawan. Anda bisa makan siang bersama, mengobrol tentang hal-hal di luar pekerjaan, atau pergi ke tempat wisata di kala libur. Pendekatan personal seperti itu akan membuat karyawan nyaman.

Namun pastikan bahwa mereka tahu ada batas profesional di antara Anda sekalian. Jangan sampai melewati batas. Anda tak perlu terlalu ikut campur masalah mereka. Begitu juga sebaliknya, jangan biarkan mereka terlalu ikut campur. Bedakan antara urusan pribadi dengan urusan kerja. Jika bekerja dengan sahabat, kekasih atau keluarga, tak perlu memberi perlakuan khusus. Jaga profesionalitas Anda.


6. Pahami permasalahan dengan baik


Pemimpin harus bisa menentukan keputusan dengan tepat. Maka diperlukan kemampuan untuk memahami permasalahan. Seperti yang dikatakan oleh Leroy Eims, penulis buku laris The Lost Art of Disciplemaking, “Pemimpin adalah mereka yang mampu melihat lebih banyak dari orang lain, yang mampu melihat lebih jauh daripada orang lain, serta mampu melihat segala sesuatu sebelum orang lain.”

Dari perkataan Eims, dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin harus menumbuhkan kepekaan terhadap segala sesuatu. Bisa peka terhadap kejanggalan masalah, peka terhadap solusi dan alternatif, peka terhadap dampak yang mungkin menyusul, dan sebagainya. Dengan demikian, keputusan yang diambil akan lebih akurat. Kepekaan tersebut dapat ditumbuhkan melalui pengalaman. Semakin sering mengambil keputusan, seorang pemimpin akan semakin ahli melakukannya. Tak perlu lagi berlama-lama memikirkan keputusan. Pemimpin yang berpengalaman biasanya memiliki insting yang tepat.


7. Jangan terlalu berlebihan


Pemimpin harus bisa mengendalikan timnya dalam situasi apa pun. Maka dibutuhkan karakter yang stabil. Dalam situasi panik, seorang pemimpin harus tetap tenang dan berkepala dingin. Hindari bersikap berlebihan. Begitu pula dalam situasi sedih atau lesu, sebaiknya pemimpin tidak larut dalam suasana tersebut. Karyawan membutuhkan orang yang bisa memompa kembali semangat mereka. Jika dihadapkan pada situasi menyenangkan, seorang pemimpin juga sebaiknya tidak bereaksi berlebihan. Jangan menyetujui sesuatu ketika sedang senang. Jangan mengatakan sesuatu ketika sedang marah. Biasakan bersikap stabil.


8. Berikan apresiasi terhadap kesuksesan tim   

Jika tim Anda meraih kesuksesan, tak ada salahnya memberi selamat pada semua orang. Bisa juga mengadakan pesta makan-makan untuk merayakan kesuksesan tersebut. Buat anak buah Anda merasa dihargai. Dengan demikian, kesenangan mereka akan berlipat ganda. Semua rasa lelah saat berjuang menjadi tidak ada apa-apanya. Dengan senang hati mereka akan berjuang lagi bersama Anda.

Untuk meningkatkan performa kerja, Anda bisa memberikan penghargaan untuk karyawan terbaik setiap bulannya. Penilaian dapat didasarkan pada produktivitas serta kualitas kerja, kedisiplinan, ketaatan pada perintah, dan sebagainya.


9. Jangan terlalu mendominasi


Sebagai pemimpin, Anda memang orang yang mengatur segalanya. Namun hindari mendominasi pekerjaan. Andrew Carnegie, salah satu pemimpin terkenal di bidang industri abad 19-20, pernah mengatakan, “Seseorang tidak bisa menjadi pemimpin besar jika ingin mengerjakan semuanya sendiri, atau ingin mendapat semua pengakuan atas tindakannya tersebut.”

Carnegie memberi gambaran yang tepat sasaran. Sebagai pemimpin, sebaiknya Anda tidak mengerjakan semua tugas seorang diri. Mari belajar untuk mendelegasikan tugas. Selain membuat pekerjaan lebih cepat selesai, pendelegasian tugas juga meringankan pekerjaan Anda. Karyawan juga senang karena merasa dipercaya oleh atasannya.
Diberdayakan oleh Blogger.